Ajopasbar.com
Memuat berita terbaru...
Selasa, 23 Desember, 2025
Html code here! Replace this with any non empty raw html code and that's it.
spot_img

Puisi Jadi Senjata Nurani: Pelajar Pasaman Barat Satukan Aksi Basmi Korupsi

Simpang Empat Suasana Ruang Data dan Tata Usaha Negara (Datun) Kejaksaan Negeri Pasaman Barat pada Selasa (9/12) terasa berbeda. Deretan kursi dipenuhi wajah-wajah muda penuh antusiasme. Mereka bukan sekadar hadir untuk menerima penghargaan, tetapi membawa pesan moral lewat bait-bait puisi: “Satukan Aksi Basmi Korupsi.”

Hari Anti Korupsi Sedunia (HAKORDIA) 2025 kali ini dirayakan dengan cara yang unik. Kejari Pasbar mengajak pelajar menyalurkan gagasan melalui lomba baca dan cipta puisi. Bagi Kepala Kejaksaan Negeri Pasaman Barat, Tjut Zelvira Novani, puisi bukan hanya karya seni, melainkan senjata nurani.

“Korupsi merusak sendi bangsa. Melalui puisi, kita bisa menanamkan integritas sejak dini. Tema ini bukan slogan, melainkan panggilan moral bagi generasi muda untuk bersatu menolak praktik korupsi,” tegasnya.

Najwa Lubis, siswi SMK Negeri 1 Ranah Batahan, tak kuasa menahan senyum saat namanya diumumkan sebagai Juara I. Puisi yang ia tulis lahir dari keresahan melihat berita tentang korupsi yang merugikan masyarakat.

“Puisi saya adalah doa sekaligus peringatan. Saya ingin teman-teman sebaya sadar bahwa masa depan bangsa ada di tangan kita,” ujarnya dengan mata berbinar.

Farida dari SMK Negeri 1 Sungai Aur, Juara II, menuturkan bahwa menulis puisi membuatnya lebih berani menyuarakan kebenaran. Sementara Seprianus dari SMK Negeri 1 Lembah Melintang, Juara III, mengaku bangga bisa berkontribusi lewat karya sederhana namun penuh makna.

Ketua Forum Penggiat Literasi Pasbar, Denny Meilizon, menilai lomba ini sebagai jembatan antara dunia pendidikan dan penegakan hukum.

“Kami berterima kasih atas kepercayaan Kejari. Ini langkah positif yang menggabungkan literasi dengan pembentukan karakter. Semoga berlanjut di masa depan,” katanya.

Acara turut dihadiri jajaran Kejari Pasbar dan perwakilan Dinas Pendidikan. Kehadiran mereka menjadi simbol bahwa perang melawan korupsi bukan hanya tugas aparat hukum, tetapi juga tanggung jawab bersama.

Kegiatan ditutup dengan foto bersama dan penyerahan hadiah. Namun lebih dari itu, yang tertinggal adalah semangat. Semangat bahwa puisi bisa menjadi suara hati, dan pelajar bisa menjadi garda terdepan dalam gerakan anti korupsi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_imgspot_img
spot_img

Hot Topics

Related Articles

Memuat berita terbaru...
error: Content is protected !!