PASAMAN BARAT – Deru mesin yang biasanya memekakkan telinga di arena motocross, Sabtu (13/12/2025), mendadak terhenti. Ribuan pasang mata di Sirkuit Permanen Hasywa Intan Ceria (HIC) Padang Tujuh, Nagari Aua Kuniang, Kecamatan Pasaman, tertuju pada podium utama. Di sana, Kapolres Pasaman Barat, AKBP Agung Tribawanto, S.I.K., berdiri dengan wajah penuh haru, memimpin doa bersama untuk para korban banjir dan longsor yang melanda Pasaman Barat serta beberapa wilayah di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.
Suasana yang semula riuh oleh sorak penonton berubah menjadi hening penuh khidmat. Para pembalap yang masih mengenakan perlengkapan balap, para tamu undangan, hingga penonton yang memenuhi tribun, serentak menundukkan kepala. Doa itu menjadi simbol kepedulian, menyatukan ribuan orang dalam satu ikatan solidaritas.
Kapolres Pasaman Barat dengan suara bergetar menyampaikan bahwa turnamen ini bukan hanya tentang sportivitas, tetapi juga tentang kemanusiaan. “Hari ini kita berdoa bersama, agar saudara-saudara kita yang sedang berjuang menghadapi bencana diberi kekuatan dan ketabahan. Semoga doa kita menjadi penguat bagi mereka,” ucapnya dengan haru
Momen doa bersama itu membuat banyak penonton terharu. Beberapa terlihat mata yang berlinang, merasakan betapa dekatnya duka yang dialami masyarakat di daerah tetangga. Atmosfer sirkuit berubah menjadi ruang spiritual, di mana olahraga dan kepedulian berpadu dalam satu panggung.
Tidak hanya doa, Kapolres juga menegaskan bahwa seluruh hasil penjualan tiket turnamen akan didonasikan untuk korban bencana. Langkah ini memperlihatkan komitmen Polres Pasaman Barat dalam menjadikan olahraga sebagai sarana nyata untuk membantu sesama. Solidaritas tidak berhenti di kata-kata, tetapi diwujudkan dalam aksi.
Para pembalap dari berbagai daerah, termasuk Damasraya, Sumatera Utara, Jambi, dan Aceh, ikut larut dalam doa. Mereka yang biasanya bersaing ketat di lintasan, kali ini menyatukan hati untuk tujuan yang lebih besar. “Kami datang bukan hanya untuk bertanding, tetapi juga untuk menunjukkan bahwa dunia otomotif peduli terhadap masyarakat,” ujar salah seorang pembalap muda.
Penonton pun merasakan bahwa mereka bukan sekadar menyaksikan kompetisi, melainkan menjadi bagian dari gerakan kemanusiaan.
Kapolres Pasaman Barat menutup doa dengan pesan mendalam: “Mari kita jadikan olahraga sebagai sarana kebersamaan. Juara sejati bukan hanya yang tercepat di lintasan, tetapi mereka yang mampu menunjukkan kepedulian terhadap sesama.” Pesan itu disambut dengan gemuruh tepuk tangan, menegaskan bahwa nilai kemanusiaan lebih tinggi dari sekadar kemenangan.
Turnamen ini pun menjadi catatan penting: bahwa olahraga bisa menjadi jembatan solidaritas lintas provinsi. Dari Pasaman Barat hingga Aceh, dari Sumatera Utara hingga Jambi, semua bersatu dalam kepedulian. Grasstrack Piala Kapolres Pasaman Barat bukan hanya panggung adu nyali, tetapi juga panggung doa dan harapan. (SKL)





