Pasaman Barat, Ajopasbar.com – Tim Perkumpulan Jurnalis Online (AJO) Pasaman Barat (Pasbar) melakukan peninjauan langsung ke jalur lintas Simpang Empat menuju Talu pada Rabu, 23 Desember 2025. Peninjauan ini dilakukan untuk memastikan kondisi jalan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2026, sekaligus memberikan informasi faktual kepada masyarakat tentang potensi bahaya di jalur tersebut.
Dalam pantauan lapangan, tim menemukan sejumlah titik jalan yang rawan amblas dan longsor. Kawasan yang paling banyak mendapat perhatian adalah di sepanjang Rimbo Talu, Polongan Anam, Pasanggiang, Rimbo Kejahatan Kajai, hingga Tinggam Talu. Kondisi jalan di titik-titik tersebut terlihat mengkhawatirkan, terutama dengan curah hujan tinggi yang melanda wilayah Pasaman Barat dalam beberapa pekan terakhir.
Ketua AJOPASBAR, Muhammad Fadli, yang didampingi Wakil Ketua Yuheldi, Sekretaris Roni Pasrah, serta anggota lainnya, menyampaikan bahwa jalur tersebut masih menyimpan banyak potensi bahaya. “Kami melihat langsung kondisi jalan yang amblas dan bukit yang rawan longsor. Situasi ini sangat membahayakan masyarakat, apalagi saat malam hari ketika jalan gelap gulita tanpa penerangan. Kami menghimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan, bila hujan deras turun, sebaiknya menunda perjalanan,” ujarnya.
Data lapangan menunjukkan sedikitnya 5 titik jalan amblas dengan kedalaman bervariasi antara 30–70 cm, serta 4 titik bukit rawan longsor yang berada di sisi kiri dan kanan jalan. Kondisi ini menimbulkan ancaman serius bagi pengendara roda dua maupun roda empat, terutama saat hujan deras.
Kondisi jalan yang minim penerangan menjadi salah satu faktor utama meningkatnya risiko kecelakaan. Pada malam hari, pengendara sulit mengantisipasi jalan yang amblas atau material longsor yang tiba-tiba menutupi badan jalan. Hal ini diperparah dengan tidak adanya rambu peringatan di beberapa titik rawan.
Ketika tim AJO Pasbar pulang kembali dari lokasi sekitar pukul 18.25 WIB, mereka menemukan jalan amblas di Rimbo Kejahatan Kajai tanpa adanya tanda peringatan. Melihat kondisi tersebut, tim bergerak cepat memasang rambu darurat dengan peralatan seadanya. Kayu silang tiga yang dibalut terpal warna biru dan putih dipasang sebagai tanda darurat agar pengendara yang melintas dapat lebih waspada.
Langkah darurat ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab sosial tim terhadap keselamatan masyarakat. Meski hanya menggunakan alat sederhana, rambu tersebut diharapkan mampu memberikan tanda visual bagi pengendara yang melintas di malam hari.
AJO Pasbar menekankan bahwa kondisi ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Pemerintah melalui dinas terkait perlu segera turun tangan untuk memperbaiki dan mengamankan titik-titik rawan. Menjelang Natal dan Tahun Baru 2026, mobilitas masyarakat diperkirakan meningkat hingga 20 persen dibanding hari biasa, sehingga risiko kecelakaan juga semakin besar jika tidak ada penanganan cepat.
Selain itu, tim juga menghimbau masyarakat agar lebih berhati-hati saat melintasi jalur tersebut. Pengendara diharapkan mengurangi kecepatan, menggunakan lampu kendaraan dengan baik, dan menunda perjalanan ketika hujan deras turun. “Amblas dan longsor bisa terjadi kapan saja. Keselamatan harus menjadi prioritas utama,” tegas Fadli.
Peninjauan ini tidak hanya sebatas observasi, tetapi juga aksi nyata di lapangan. Kehadiran tim AJO Pasbar menunjukkan komitmen organisasi dalam memberikan informasi faktual sekaligus solusi darurat demi keselamatan publik.
Wakil Ketua AJOPASBAR, Yuheldi, menambahkan bahwa masyarakat perlu lebih peduli terhadap kondisi jalan yang mereka lalui setiap hari. “Kami berharap masyarakat juga ikut melaporkan jika menemukan titik jalan yang rusak atau rawan longsor. Informasi dari warga sangat penting agar penanganan bisa lebih cepat,” katanya.
Sekretaris AJOPASBAR, Roni Pasrah, menegaskan bahwa aksi pemasangan rambu darurat ini adalah bentuk solidaritas tim terhadap masyarakat. “Kami tidak ingin ada korban jiwa hanya karena kurangnya tanda peringatan. Dengan alat seadanya, kami berusaha memberikan tanda darurat agar pengendara lebih waspada,” ujarnya.
Tim AJO Pasbar yang turun langsung terdiri dari Ketua Muhammad Fadli, Wakil Ketua Yuheldi, Sekretaris Roni Pasrah, Hubungan Antar Instansi Syafril Erizone (AJO Uban), Bidang Sosial BY Roni, Bidang Seni dan Budaya Akirudin, serta anggota lainnya. Kehadiran mereka di lapangan menjadi bukti nyata bahwa jurnalis tidak hanya menyampaikan berita, tetapi juga berperan aktif dalam menjaga keselamatan masyarakat.
Jalan lintas Simpang Empat–Talu sendiri merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Oleh karena itu, AJO Pasbar berharap agar pemerintah provinsi segera menindaklanjuti kondisi ini dengan langkah konkret. Perbaikan jalan, pemasangan rambu permanen, serta penerangan jalan menjadi kebutuhan mendesak agar masyarakat dapat melintas dengan aman.
“Kami berharap Pemerintah Provinsi Sumatera Barat benar-benar serius memperhatikan kondisi jalan ini. Jangan sampai masyarakat menjadi korban hanya karena lambatnya penanganan. Keselamatan pengguna jalan harus menjadi prioritas utama,” tutup Fadli.
Kondisi jalan lintas Simpang Empat–Talu memang sudah lama menjadi perhatian. Beberapa titik jalan sering mengalami kerusakan akibat curah hujan tinggi dan kondisi tanah yang labil. Namun, hingga kini penanganan masih belum maksimal.
Dengan adanya peninjauan dan himbauan dari AJO Pasbar, diharapkan pemerintah segera mengambil langkah konkret. Perbaikan jalan, pemasangan rambu permanen, serta penerangan jalan menjadi kebutuhan mendesak agar masyarakat dapat melintas dengan aman.
Masyarakat pun diingatkan untuk tidak menganggap remeh kondisi jalan yang rusak. Keselamatan harus menjadi prioritas, terutama di musim hujan yang rawan bencana. Kehadiran rambu darurat dari AJO Pasbar setidaknya menjadi pengingat bahwa ancaman longsor dan amblas nyata adanya. (SKL)
Eksplorasi konten lain dari AJO PASBAR
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.





