Padang | AJO PASBAR – Suasana duka mendalam menyelimuti Sumatera Barat setelah bencana banjir bandang dan longsor menelan ratusan korban jiwa. Pada Rabu (10/12/2025), sebanyak 24 peti jenazah korban yang tidak teridentifikasi dimakamkan secara massal dalam satu liang kubur.
Prosesi pemakaman dilakukan di lokasi yang telah disiapkan pemerintah daerah bersama aparat keamanan. “Pemakaman dilakukan dalam satu liang. Jadi 24 peti jenazah itu dimasukkan dalam satu liang,” ujar Arry, salah satu pejabat yang hadir di lokasi. Prosesi berlangsung khidmat dengan doa bersama, sebagai bentuk penghormatan terakhir bagi para korban.
Kapolda Sumatera Barat Irjen Gatot turut hadir dan menyampaikan perkembangan terbaru jumlah korban. Hingga Rabu siang, tercatat total 351 orang menjadi korban bencana. Dari jumlah tersebut, 238 orang dinyatakan meninggal dunia, 20 orang mengalami luka berat, dan 93 orang masih dalam pencarian.
“Saya ingin update informasi. Jumlah korban banjir dan longsor di Sumatera Barat sampai hari ini adalah 351 orang, meninggal 238, luka berat 20, dan yang hilang 93 orang,” kata Gatot.
Dari 238 korban meninggal, 24 di antaranya tidak dapat diidentifikasi. Rinciannya terdiri dari enam laki-laki dewasa, tiga perempuan dewasa, tujuh anak laki-laki, empat anak perempuan, serta empat lainnya dalam bentuk potongan tubuh. Kondisi jenazah yang sulit dikenali membuat proses pemakaman massal menjadi pilihan darurat.
Meski demikian, pihak berwenang tetap melakukan pencatatan dan dokumentasi setiap jenazah. Langkah ini diambil agar keluarga korban tetap memiliki akses informasi resmi, sekaligus menjaga transparansi dalam penanganan bencana.
Bencana banjir bandang dan longsor ini disebut sebagai salah satu tragedi terbesar yang melanda Sumatera Barat dalam beberapa tahun terakhir. Hujan deras yang mengguyur kawasan pegunungan memicu aliran air deras bercampur material longsor, menghantam permukiman warga di sejumlah kabupaten.
Tim SAR, TNI, Polri, dan relawan terus melakukan pencarian terhadap korban hilang. Upaya evakuasi dilakukan dengan peralatan terbatas, mengingat medan yang sulit dijangkau dan kondisi cuaca yang masih tidak menentu. Hingga kini, pencarian masih difokuskan di wilayah yang paling parah terdampak.
Pemerintah daerah bersama aparat keamanan juga menyiapkan posko darurat untuk menampung warga yang selamat. Bantuan logistik berupa makanan, minuman, pakaian, dan obat-obatan mulai disalurkan ke lokasi terdampak. Dukungan psikososial bagi keluarga korban juga mulai diberikan oleh relawan dan tenaga kesehatan.
Kapolda Sumbar menegaskan bahwa seluruh pihak diminta tetap tenang dan bersabar. “Kami bersama tim gabungan akan terus berupaya maksimal untuk menemukan korban hilang dan memastikan kebutuhan warga terdampak terpenuhi,” ujarnya.





